Kamis, 20 Februari 2014

Pengaruh Iklim dalam Pembentukan Tanah

Latar Belakang
      Bumi adalah tempat tinggal mahkluk hidup termasuk manusia. Tanah merupakan salah satu unsur yang terdapat di bumi kita dan  merupakan unsur yang berguna bagi manusia. Sehingga tanah memang tida asing lagi bagi manusia. Bahkan memang tanah merupakan tempat berpijaknya kaki kita, tempat tumbuhnya tanaman atau tempat berdirinya suatu bangunan. Namun tanah kerap kali kurang dimengerti sebagai bagian dari alam yang memberikan hakekat hidup bagi manusia. Berikut adalah pengertian tanah menurut para ahli ahli tanah.
1. Tanah adalah bentukan alam, seperti tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia, yang mempunyai sifat tersendiri dan mencerminkan hasil pengaruh berbagai faktor yang membentuknya di alam.
2. Tanah adalah sarana produksi tanaman yang mampu menghasilkan berbagai tanaman.
            Pembentukan tanah tidaklah terlepas dari pengaruh iklim. Karena iklim merupakan faktor yang mempengaruhi kecepatan pembentukan tanah. Terdapat dua unsur iklim terpeting yang mempengaruhi pembentukan tanah yaitu curah hujan dan suhu, yang berpengaruh besar pada kecepatan proses kimia dan fisika, yaitu  proses yang mempengaruhi perkembangan profil. Suhu memainkan terhadap kecepatan reaksi yang terjadi dalam tanah. Pengaruh dari curah hujan yang besar dan temperatur yang tinggi menghasilkan suatu keadaan yang optimum dalam pembentukan tanah. Dikarenakan suhu dan curah hujan tiap daerah lintang berbeda maka diperlukan pengklasifikasian sifat dan jenis tanah akibat perbedaan iklim. Maka dari itu dengan makalah ini harapannya kita mampu mengetahui bagaimana pengaruh iklim dalam pembentukan tanah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh iklim terhadap pembentukan tanah ?
2. Bagaimana jenis tanah berdasarkan iklim yang mempengaruhinya ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor iklim yang berpengaruh terhadap pembentukan tanah.
2. Untuk mengetahui persebaran dan klasifikasi tanah yang dibentuk oleh iklim.



Pengaruh Iklim Terhadap Proses Pembentukan Tanah
            Proses terbentuknya tanah dipermukaan bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah iklim. Iklim adalah  keadaan dimana suhu, presipitasi, kelembaban dan hal-hal yang terkait dengan cuaca hanya dapat berubah dalam waktu yang panjang dan meliputi daerah yang luas.  Iklim merupakan salah satu faktor yang mepengaruhi kecepatan pembentukan tanah. Terdapat dua unsur iklim yang terpenting yang mempengaruhi proses pembentukan tanah, yaitu  curah hujan dan suhu, yang berpengaruh besar pada kecepatan proses kimia dan fisika, yaitu proses yang mempengaruhi perkembangan profil tanah.
            Tanah berasal dari bahan-bahan induk, baik yang organik maupun mineral yang terbentuk melalui berbagai macam proses. Bahan induk yang membentuk tanah berasal dari batuan yang ada dipermukaan bumi yang mengalami proses pelapukan. Suhu merupakan salah satu faktor yang mendorong terjadinya pelapukan pada batuan sehingga terbentuklah tanah. Proses pelapukan batuan oleh suhu  dinamakan pelapukan mekanis atau fisik. Pada siang hari yang notabene suhu permukaan bumi akan tinggi atau panas akan menyebabkan batuan  memuai, sedangkan pada malam hari suhu permukaan bumi rendah atau dingin sehingga menyebabkan batuan menjadi mengkerut karena proses pendinginan. Pemuaian dan pengkerutan batuan tersebut sebenarnya tidak begitu berarti, tetapi akan memberi dampak nyata jika terjadi secar konstan dan berkali-kali (Sutedjo, 2005). Setelah batuan mengalami pelapukan secara fisika, batuan yang telah hancur akan mengalami pelapukan secara kimia. Pelapukan kimia akan menyebabkan mineral-mineral yang terkandung dalam batuan mengalami pelarutan yang mengakibatkan struktur mineralnya berubah.  Setelah mineral mengalami pelarutan, presipitasi akan mempengaruhi proses selanjutnya. Dengan  adanya air hujan, maka proses pencucian  tanah berlangsung cepat sehingga pH tanah tidak terlalu basa. Reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada tanah meliputi:
a.       Solution, yaitu  terlarutnya bahan padat menjadi ion yang dikelilingi oleh molekul cairan.
b.      Hidrolisis, yaitu reaksi suatu substansi dengan air yang membentuk hidroksida dan substansi baru lain yang lebih mudah larut daripada substansi asalnya. Hidrolisis merupakan salah satu reaksi pelapukan yang menyebabkan perubahan profil tanah.
c.       Karbonasi, yaitu reaksi suatu  senyawa dengan  asam karbonat. Hidrolisis dan karbonasi merupakan proses pelapukan kimia yang paling efektif dalam proses pembentukan tanah.
d.      Reduksi, yaitu proses kimia dimana muatan negatif naik, sedangkan muatan positif menurun. Misalnya CaSO4 (keras) yang dilarutkan dalam air hingga membentuk CaSO4.2H2O( lebih lunak).
e.       Oksidasi, yaitu kehilangan elektron atau penggabungan suatu senyawa dengan oksigen. Mineral yang teroksidasi meningkat volumenya karena penambahan oksigen dan umumnya lebih lunak.
Hidrasi, yaitu kombinasi kemikalia padat, seperti minerat atau garam dengan air. Hidrasi menyebabka n perubahan struktur mineral dengan cara meningkatkan volumenya sehingga mineral men


Jenis Tanah BerdasarkanIklim yang Mempengaruhi
Mohr (1922) menyusun suatu klasifikasi tanah untuk Pulau Jawa dan Sumatera didasarkan pada sifat genese tanah berupa temperatur dan kelembaban udara. Dalam susunan ini Mohr membedakan atas:
1)      Tanah lixivium bagi tanah-tanah bertemperatur tinggi dan curah hujan melebihi evaporasi, terutama yang berwarna kuning dan coklat.
2)      Tanah merah atau lixivium merah bagi tanah-tanah di temperatur tinggi dengan musim hujan berseling musim kemarau (intermitterend)
3)      Tanah pucat (bleekaarden) dengan temperatur rendah dan curah hujan melebihi evaporasi.
4)      Tanah hitam (zwartaarden) dengan temperatur tinggi dan hujan berseling musim kemarau.
5)      Tanah kristal garam temperatur tinggi, evaporasi melebihi curah hujan.
6)      Tanah kelabu muda temperatur tinggi dan tanah selalu tergenang air.
7)      Tanah hitam alkali temperatur tinggi, musim hujan dan musim kemarau seimbang.
Vilenskii (1925) memilah tanah menjadi empat golongan berdasarkan faktor-faktor yang terutama menguasai pembentukannya.
1)     Tanah Thermogenik
Tanah ini terbentuk dan berkembang dalam iklim subtropis dengan faktor pembentuk tanah, terutama temperatur tinggi menyebabkan dekomposisi yang cepat terhadap mineral silikat dan mineralisasi yang cepat terhadap bahan organik dengan menghasilkan CO2, sehingga terbentuk tanah geluh berwarna merah kuning, serta tanah laterit yang kurang mengandung bahan organik.
2)     Tanah Lithogenik
Tanah ini terutama terbentuk dan berkembang dalam iklim sedang lembab dengan faktor utama vegetasi, sehingga mendorong tertimbunnya bahan organik dan pelapukan mineral silikat yang intensif, dengan membentuk tanah-tanah chernozem, chestnut, chernozem yang mengalami degradasi dan podzol.
3)     Tanah Hidrogenik
Tanah ini terutama terbentuk dan berkembang dalam iklim dingin seperti daerah tundra hutan, sehingga genese tanah berlangsung dalam keadaan jenuh air, berakibat terbentuknya gambut humus. Sedangkan dalam horison subhidrat (selalu di bawah air) terdapat senyawa-senyawa ferro seperti pirit, markasit dan sinderit atau FeCO3. Tanah-tanah yang terbentuk adalah tanah tundra, podzol bergambut dan wiesenboden.
4)     Tanah Halogenik
Tanah yang berkembang dengan adanya garam natrium, meliputi macam-macam tanah solonchak, solonetz dan soloth.
Pada tahun 1927 Valenskii kembali mengklasifikasikan tanah seperti pada tabel berikut.
Daerah
Kering (arid)
Agak kering (semi arid)
Sedang (temperated)
Agak basah (subhumid)
Basah (humid)
Kutub
Tundra
Tanah setengah gambut
Tanah gambut dan rumput
     -
Tanah gambut dan rumput
Dingin
Tanah gambut kering
        -
Tanah rumput hitam
Tanah rumput degradasi
Tanah podzol
Sedang
Tanah kelabu
Tanah chestnut
Tanah chernozem
Tanah hutan kelabu
Tanah podzol
Subtropik
      -
Tanah kuning steppe kering
Tanah kuning
Tanah kuning degradasi
Tanah kuning terpodzolisasi
Tropik
Tanah merah setengah gurun
Tanah merah
Tanah laterit
Tanah merah degradasi
Tanah merah terpodzolisasi

·         Contohpersebaranjenistanahberdasarkaniklim
1.    Tanah Latosol
Latosoltersebar di daerahberiklimbasah, curahhujanlebihdari 300 mm/tahun, danketinggiantempatberkisar 300–1.000 meter. Tanah initerbentukdaribatuangunungapikemudianmengalami proses pelapukanlanjut.
2.    Tanah Grumusol
Jenisiniberasaldaribatukapur, batuanlempung, tersebar di daerahiklimsubhumidatausubarid, dancurahhujankurangdari 2.500 mm/tahun.
3.    Tanah Podsolik
Tanah iniberasaldaribatuanpasirkuarsa, tersebar di daerahberiklimbasahtanpabulankering, curahhujanlebih 2.500 mm/ tahun.Teksturlempunghinggaberpasir, kesuburanrendahhinggasedang, warnamerah, dankering.
4.    Tanah Podsol
Jenistanahiniberasaldaribatuanindukpasir.Penyebaran di daerahberiklimbasah, topografipegunungan, misalnya di daerah Kalimantan Tengah, Sumatra Utara, dan Papua Barat.Kesuburantanahrendah
5.    Tanah Andosol
Tanah jenisiniberasaldaribahanindukabuvulkan.Penyebaran di daerahberiklimsedangdengancurahhujan di atas 2.500 mm/ tahuntanpabulankering.Umumnyadijumpai di daerahlerengataskerucutvulkanpadaketinggian di atas 800 meter. Warnatanahjenisiniumumnyacokelat, abu-abuhinggahitam.
6.    Tanah MediteranMerahKuning
Tanah jenisiniberasaldaribatuankapurkeras (limestone).Penyebaran di daerahberiklimsubhumid, topografi karst danlerengvulkandenganketinggian di bawah 400 m. Warnatanahcokelathinggamerah.Khusustanahmediteranmerahkuning di daerahtopografi karst disebut ”Terra Rossa”.
     Iklim di wilayahsatuberbedadenganiklim di wilayahlainnya, karenaitulah proses pembentukantanah yang terjadiberbeda-beda pula. Dampaknyatanyaadalahadanyaperbedaanjenistanahantarwilayah.Indonesia yang padadasarnyaberiklimtropis di manamusimpanasdanmusimhujandatangsetiapenambulansekalimemilikitanah yang lebihsuburdaripadatanah di negara-negaraEropaataupunnegara-negaraAfrika.Akan tetapi, perludiingat pula bahwawaktujugamenjadisalahsatufaktorpembentukantanah. Dan selamawaktuberjalanmanusiaakanterusmelakukanberbagaiaktivitas di manasebagianbesaraktivitastersebutseringkaliberdampakpadaalam; misalnya overexploitation sumberdayaalam, membuangsampahsembarangandanreklamasipantai.
     Telahdikemukakansebelumnyabahwaiklimdapatberubah, salahsatunyakarenaaktivitasmanusia.Karenaitulahsemakintidakterkontrolperlakuanmanusiaterhadapalam, semakincepatterjadinyaperubahaniklim.Akibatperubahaniklim, lapisansaljumeleburdantanahakanlebihbanyakmenyerappanasmatahari. Umpanbalikdaripeleburanlapisansaljutersebutakanmeningkatkanpemanasan global (global warming). Kenaikkantemperaturakanmempengaruhipasokan air yang berasaldaripencairansalju. Padamusimdingin air disimpandalambentuksaljudansecarabertahapdilepaskanpadasaatmelelehpadamusim semi danmusimpanas.Padabagianbumi yang lebihpanas, curahhujanmeningkatpesat.Sungai-sungai di daerahinimenjadisangatkeringsaatmusimpanasdanmeluappadawaktumusimhujan (Wibowo, 1996).
     Komposisiekosistemalamidapatrusakakibatperubahaniklimketikadampakperubahaniklimtersebuttidakdapatditolerirolehkomponenpendukungekosistem.Karenatanahmerupakansalahsatukomponenekosistemalami (komponenabiotik) makaperubahaniklimakanmerubahsifat-sifattanah. Denganbegitutanah di Indonesia yang padaumumnyabersifatsuburbisasajaberubahmenjaditandusakibatperubahaniklim yang tengahterjadisaatini.